Tugas Riski Kristian Anugerah

Rektum

 



    Rektum adalah salah satu organ pada sistem pencernaan yang terletak di kolon sigmoid, yaitu bagian akhir dari usus besar yang berbentuk menyerupai huruf S. Utamanya, rektum berfungsi untuk menampung feses sebelum dikeluarkan melalui anus.

 

    Mari simak ulasan lengkap mengenai anatomi, fungsi, hingga tips menjaga kesehatan rektum melalui artikel di bawah ini!

 

Apa itu Rektum?

 

    Rektum adalah bagian akhir dari usus besar yang berfungsi untuk menampung feses sebelum dikeluarkan dari tubuh. Rektum adalah saluran dengan panjang sekitar 12 hingga 15 sentimeter yang menghubungkan usus besar dengan anus atau dubur (lubang akhir untuk mengeluarkan feses).

 

    Jika sudah dipenuhi oleh feses, reseptor pada dinding rektum akan mengirimkan sinyal ke otak untuk memunculkan keinginan buang air besar dan mendorong feses menuju anus.

 

Anatomi Rektum

 

    Berdasarkan letaknya, rektum terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu fleksura sakralis, fleksura anorektal, dan ampula.

  • Fleksura sakralis: bagian rektum berbentuk cekung yang mengikuti tulang ekor dan tulang sakrum di belakang panggul.
  • Fleksura anorektal: bagian rektum berbentuk cembung yang berfungsi mengontrol pengeluaran feses.
  • Ampula: bagian akhir yang menghubungkan rektum dengan pangkal anus.

 

Mengenal Fungsi Rektum dalam Sistem Pencernaan

 

    Apa fungsi rektum dalam sistem pencernaan? Fungsi utama rektum adalah sebagai tempat penampungan sementara feses sebelum dikeluarkan melalui anus.

 

    Apabila telah penuh, reseptor yang terdapat pada dinding rektum bekerja dengan memberikan sinyal ke otak untuk merangsang rasa mulas. Pada kondisi tersebut, sfingter akan mengendur dan otot rektum pun berkontraksi untuk mengeluarkan feses melalui anus. Sebaliknya, jika feses tidak dapat dikeluarkan, otot sfingter akan berkontraksi agar rektum dapat menyesuaikan kondisi untuk menahan dan menunda buang air besar.

 

Macam-Macam Penyakit pada Rektum dan Anus

 

    Terdapat beberapa jenis penyakit yang dapat mengganggu fungsi rektum dalam sistem pencernaan, di antaranya ambeien, fisura ani, fistula ani, prolaps rektum, dan inkontinensia alvi. Berikut masing-masing penjelasannya.

 

1. Ambeien

 

    Wasir atau ambeien adalah kondisi medis yang terjadi ketika pembuluh darah vena pada rektum bagian bawah dan anus membengkak. Beberapa gejala yang umum dialami oleh penderita ambeien di antaranya nyeri dan gatal pada anus, BAB berdarah, serta rasa perih saat buang air besar. Adapun sejumlah faktor yang dapat memicu terjadinya ambeien adalah sebagai berikut:

  • Sembelit atau diare kronis.
  • Hamil.
  • Minim konsumsi makanan berserat.
  • Mengejan terlalu keras saat buang air besar.
  • Obesitas.
  • Kebiasaan duduk di toilet terlalu lama.

 

2. Fisura Ani

 

    Salah satu masalah kesehatan yang kerap mengganggu fungsi rektum adalah fisura ani. Fisura ani merupakan luka atau robekan yang terjadi pada jaringan mukosa pada anus. Kondisi ini dapat terjadi karena adanya cedera pada anus yang dipicu oleh beberapa faktor, seperti sembelit, diare kronis, penyakit menular seksual, melakukan seks anal, serta memiliki riwayat kanker usus besar.

 

    Fisura ani kerap dialami oleh bayi serta orang dewasa berusia 20–40 tahun. Meski umum terjadi, fisura ani perlu ditangani dengan tepat agar tidak menimbulkan berbagai komplikasi, seperti fisura kronis, robeknya otot anus, hingga kanker anus.

 

3. Fistula Ani

 

    Fistula ani adalah kondisi medis berupa terbentuknya saluran abnormal pada kulit di sekitar anus. Kondisi ini biasanya terjadi karena adanya infeksi yang berkembang menjadi abses di sekitar anus. Fistula ani dapat dipicu oleh beberapa faktor, seperti cedera anus, divertikulitis, fisura ani, penyakit Crohn, infeksi bakteri, dan efek samping radioterapi.

 

4. Prolaps Rektum

 

    Prolaps rektum adalah kondisi ketika dinding rektum menonjol keluar melalui anus. Prolaps rektum dapat terjadi karena melemahnya otot dan jaringan di sekitar rektum sehingga tidak mampu mempertahankan posisi rektum. Adapun sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami prlolaps rektum adalah:

  • Melahirkan secara normal.
  • Pertambahan usia.
  • Mengidap batuk rejan.
  • Mengidap cystic fibrosis.
  • Pernah menjalani operasi panggul.
  • Mengidap hernia.

 

5. Inkontinensia Alvi

 

    Inkontinensia alvi merupakan gangguan kesehatan yang terjadi ketika seseorang tidak mampu mengendalikan buang air besar. Inkontinensia alvi terjadi akibat terganggunya fungsi rektum, anus, dan sistem saraf yang berperan dalam mengendalikan proses buang air besar.

 

Tips Menjaga Kesehatan Rektum

 

    Adapun sejumlah hal yang penting untuk dilakukan sebagai upaya menjaga kesehatan rektum adalah sebagai berikut:

  • Membersihkan anus secara perlahan dan membasuhnya menggunakan air bersih setelah buang air besar.
  • Memperbanyak minum air putih dan mengonsumsi makanan tinggi serat untuk mencegah sembelit.
  • Memperhatikan kebersihan makanan dan mencuci tangan sebelum makan untuk mencegah diare.
  • Menggunakan pakaian dalam berbahan katun yang lembut dan dapat menyerap keringat.
  • Menghindari duduk di toilet terlalu lama.
  • Menjaga berat badan ideal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar