Usus besar adalah organ tubuh yang menjadi bagian akhir dari saluran pencernaan. Meski menjadi bagian akhir, usus besar memiliki peran penting dalam sistem pencernaan manusia. Lantas, apa fungsi usus besar dalam sistem pencernaan?
Salah satu fungsi usus besar dalam sistem pencernaan adalah untuk menyerap vitamin dan cairan yang terdapat di dalam kimus (chyme) sebelum membentuk feses. Proses penyerapan ini juga dibantu oleh bakteri yang berada di dalam saluran cerna.
Untuk mengenal fungsi usus besar selengkapnya, Anda dapat menyimak artikel berikut ini.
Anatomi Usus Besar
Usus besar terdiri dari beberapa bagian, yaitu sekum, kolon, rektum, dan anus. Berikut adalah penjelasan lengkap dari bagian-bagian usus besar.
1. Sekum
Sekum adalah bagian usus besar yang berbentuk menyerupai kantong dan berfungsi menghubungkan ileum atau bagian akhir dari usus halus dengan usus besar. Bagian ini akan membantu proses penyerapan sisa air dan nutrisi yang terdapat di dalam kimus.
2. Kolon
Kolon merupakan bagian terpanjang dari usus besar yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu kolon asenden, kolon transversum, kolon desenden, dan kolon sigmoid. Pada sistem pencernaan, kolon bertugas mencampur kimus dengan enzim saluran cerna serta menyerap air dan elektrolit untuk membentuk feses.
3. Rektum
Rektum merupakan bagian ujung dari usus besar yang berfungsi menerima serta menyimpan feses dari kolon. Jika rektum telah penuh, feses akan bergerak menuju anus untuk dikeluarkan dari tubuh.
4. Anus
Anus adalah bagian paling akhir pada usus besar yang bertugas mengeluarkan feses dari dalam tubuh.
Fungsi Usus Besar
Utamanya, usus besar berfungsi untuk menyerap vitamin dan cairan dari makanan agar dapat membentuk feses. Adapun penjelasan mengenai fungsi usus besar dalam sistem pencernaan adalah sebagai berikut:
1. Menyerap Cairan dan Vitamin
Meski sebagian besar proses pencernaan telah terjadi di dalam usus halus, usus besar akan bekerja dengan menyelesaikan penyerapan cairan, vitamin, dan zat lain yang sulit dicerna sebelum membentuk feses. Fungsi usus besar ini akan dibantu oleh mikroflora atau bakteri baik yang terdapat di dalam usus besar.
2. Menstabilkan Kadar Asam di dalam Tubuh
Fungsi usus besar berikutnya adalah dapat menstabilkan kadar asam di dalam tubuh. Lapisan mukosa pada usus besar akan mengeluarkan zat bikarbonat yang mampu menetralkan asam dari hasil proses pencernaan asam lemak.
3. Memproduksi Antibodi
Jaringan limfoid pada usus besar diketahui memiliki peran penting dalam proses produksi antibodi untuk menjaga keseimbangan mikroflora di saluran cerna. Selain itu, antibodi yang dihasilkan pada usus besar ini juga dapat bekerja dengan melawan infeksi bakteri penyebab penyakit tertentu.
Gangguan Kesehatan yang Memengaruhi Fungsi Usus Besar
Terdapat sejumlah masalah kesehatan yang dapat mengganggu fungsi usus besar, di antaranya diare, polip usus besar, kolitis, divertikulitis, hingga kanker usus besar.
1. Diare
Diare adalah masalah pencernaan yang paling umum terjadi. Kondisi ini ditandai dengan peningkatan frekuensi buang air besar disertai feses yang bertekstur cair. Penyebab umum dari diare adalah konsumsi makanan yang tidak higienis, efek samping obat-obatan, atau itoleransi laktosa.
2. Divertikulitis
Divertikulitis adalah gangguan fungsi usus besar yang terjadi karena adanya infeksi atau peradangan pada divertikula, yaitu kantung-kantung abnormal yang terbentuk di sepanjang lapisan usus. Kondisi ini dapat menyebabkan penderitanya mengeluhkan sejumlah gejala, seperti demam, mual dan muntah, sembelit, perut kembung, dan nyeri perut bagian kiri bawah.
3. Polip Usus Besar
Polip usus besar merupakan kondisi medis berupa tumbuhnya jaringan berlebih pada lapisan usus besar. Meski sebagian besar kasusnya tidak berbahaya, polip usus besar tetap perlu diwaspadai karena berisiko berkembang menjadi sel kanker. Adapun beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya polip usus besar adalah:
- Memiliki kebiasaan merokok.
- Obesitas atau berat badan berlebih.
- Memiliki keluarga dengan riwayat polip usus besar.
4. Kolitis Ulseratif
Kolitis ulseratif adalah kondisi yang ditandai dengan peradangan pada lapisan usus besar. Sejumlah gejala yang kerap dikeluhkan oleh penderita kolitis ulseratif di antaranya diare terus-menerus, BAB berdarah, nyeri atau kram perut, demam, hingga berat badan menurun.
5. Kanker Usus Besar
Kanker kolorektal atau kanker usus besar merupakan gangguan fungsi usus besar yang terjadi akibat tumbuhnya sel kanker pada usus besar. Kanker usus besar disebabkan oleh mutasi genetik. Meski penyebab mutasi genetik belum diketahui secara pasti, terdapat sejumlah faktor yang diduga turut meningkatkan risiko terjadinya kanker usus besar, yaitu:
- Memiliki keluarga dengan riwayat kanker usus besar.
- Pernah menderita polip usus besar.
- Radang usus besar.
- Diabetes.
- Memiliki kebiasaan merokok.
- Mengonsumsi minuman alkohol berlebih.
- Minim asupan makanan berserat.
Cara Menjaga Kesehatan Usus Besar
Karena memiliki peran penting dalam sistem pencernaan, kesehatan usus besar perlu dijaga sebaik mungkin agar dapat berfungsi dengan optimal. Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan usus besar adalah sebagai berikut:
- Melakukan pemeriksaan kesehatan saluran pencernaan secara rutin.
- Rutin berolahraga.
- Mengonsumsi makanan tinggi serat, seperti sayur, buah, dan biji-bijian.
- Memperbanyak minum air putih.
- Menjaga berat badan ideal.
- Membatasi konsumsi minuman beralkohol.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar